Masakan Korea adalah makanan tradisional yang didasarkan pada teknik
dan cara memasak orang Korea. Mulai dari kuliner istana yang pelik
sampai makanan khusus dari daerah-daerah serta perpaduan dengan masakan
modern, bahan-bahan yang digunakan serta cara penyiapannya sangat
berbeda. Banyak sekali makanan Korea yang sudah mendunia. Makanan yang
dijelaskan di sini sangat berbeda dengan makanan yang disajikan dalam
kuliner istana (surasang), yang sampai saat ini juga dinikmati sebagian
besar masyarakat Korea.
Masakan Korea berbahan dasar sebagian besar pada beras, mi, tahu,
sayuran dan daging. Makanan tradisional Korea terkenal akan sejumlah
besar makanan sampingan (lauk) yang disebut banchan yang dimakan bersama
dengan nasi putih dan sup (kaldu). Setiap makanan dilengkapi dengan
banchan yang cukup banyak.
Hanjeongsik
Kimchi adalah makanan fermentasi yang berasal dari sayuran, utamanya
sawi, lobak dan ketimun. Setidaknya ada satu jenis kimchi yang disajikan
bersama banchan pada sepanjang tahunnya. Kimchi juga adalah bahan dasar
utama dalam berbagai resep masakan Korea.
Makanan Korea biasanya dibumbui dengan minyak wijen, doenjang, kecap,
garam, bawang putih, jahe dan saus cabai (gochujang). Masyarakat Korea
adalah pengkonsumsi bawang putih terbesar di dunia di atas warga Cina,
Thailand, Jepang, serta negara-negara Laut Tengah seperti Spanyol,
Italia dan Yunani.
Makanan Korea berbeda secara musiman. Selama musim dingin, biasanya
makanan tradisional yang dikonsumsi adalah kimchi dan berbagai sayuran
yang diasinkan di dalam gentong besar yang disimpan di bawah tanah di
luar rumah. Persiapan pembuatan masakan Korea biasanya sangat
membutuhkan kerja sama.
Makanan tradisional dari istana, yang dahulu hanya dinikmati oleh
keluarga kerajaan Dinasti Joseon, memerlukan waktu berjam-jam untuk
pembuatannya. Makanan istana harus memiliki harmonisasi yang
memperlihatkan kontras dari karakter panas dan dingin, pedas dan tawar,
keras dan lembut, padat dan cair, serta keseimbangan warna.
Makanan istana seperti ini beberapa di antaranya dapat mencapai harga
₩240.000 (sekitar AS$265) per orang termasuk minuman juga layanan oleh
pelayan eksklusif. Restoran yang menyediakan makanan istana terdapat
banyak di kota Seoul. Sejak meledaknya popularitas drama epik
Daejanggeum, semakin banyak pula masyarakat yang menyukai makanan
istana.
1. Pengaturan meja makan
Orang Korea biasanya makan dengan duduk di bantal (tanpa kursi) pada meja yang rendah dengan posisi kaki menyilang (menyila).
Makanan dimakan dengan sumpit dari stainless steel (jeotgarak) dan
sendok panjang (sutgarak); set sumpit dan sendok ini dinamakan sujeo
(gabungan sutgarak dan jeotgarak), namun sujeo dapat juga diartikan
sebagai sendok saja. Tidak seperti bangsa pengguna sumpit lain, orang
Korea sudah menggunakan sendok sejak abad ke-5 Masehi.
Tidak seperti orang Tionghoa atau Jepang, mangkuk nasi dan sup tidak
boleh beranjak dari meja dan mereka memakannya dengan sendok. Banchan
(lauk pauk) dimakan dengan sumpit. Pengaturan yang umum biasanya seperti
berikut:
Nasi untuk perorangan disediakan dalam mangkuk kecil yang lebih
tinggi dari diameternya. Sup hangat disediakan dalam mangkuk yang lebih
besar dan lebar (di sebelah kanan nasi), seringkali jjigae atau makanan
jenis berkuah lain dimakan bersama dari panci besar di tengah-tengah
meja. Set sendok panjang stainless steel untuk nasi dan sup, dan sumpit
untuk banchan (di sebelah kanan sup).
Hidangan lauk banchan yang bervariasi disediakan dalam
mangkuk-mangkuk kecil. Tergantung pada setiap rumah tangga, minuman bisa
saja disediakan atau tidak disediakan. Air es biasanya disediakan saat
makan bersama keluarga. Dalam lingkungan umum (misal restoran),
disediakan air atau minuman tradisional (“teh” biji-bijian seperti teh
barley, sementara teh biasa kurang disukai saat makan karena rasanya
tidak cocok dengan nasi atau banchan yang pedas). Minuman lain yang umum
saat makan adalah soju. Setelah makan, minuman penyegar yang disediakan
contohnya soojunggwa atau shikhye. Minuman yang disajikan berbeda-beda
berdasarkan musim dalam setahun.
2. Etiket makan tradisional
Orang tua, yang dihormati, dan tamu harus diperlakukan dengan hormat
dan mempunyai hak untuk memakan makanannya paling dulu. Bagi mereka ini,
umumnya disediakan hidangan yang terbaik. Orang Korea tidak mengangkat
mangkuk nasi dan sup mereka dari meja. Etiket mengharuskan mangkuk tetap
di meja dan sendok/sumpit digunakan untuk menyuap makanan ke mulut.
Mengangkat mangkuk dengan tangan dianggap tidak sopan, kecuali dalam
beberapa keadaan yang cukup longgar, hal itu masih bisa diterima. Pada
zaman dulu, kaum bangsawan (yangban) makan dengan meja yang mewah
sementara kebalikannya, petani menikmati makanannya di tengah ladang.
Perilaku tidak sopan saat makan:
* Menghembuskan napas dari hidung ke meja,
* Mendahului makan sebelum orang tertua,
* Mendirikan sumpit atau sendok ke atas, karena melambangkan dupa yang dibakar saat upacara kematian,
* Menancapkan makanan dengan sumpit dan mengambil makanan dengan tangan
(ada makanan yang boleh diambil dengan jari tangan, namun banchan tidak
diperbolehkan),
* Menggunakan sumpit dan sendok pada saat bersamaan (hanya boleh dengan satu tangan),
* Menggunakan sumpit atau sendok dengan tangan kiri,
* Membuat suara berisik saat mengunyah makanan atau memukul mangkuk dengan alat makan,
* Mengaduk-aduk nasi atau sup dengan sendok/sumpit,
* Mengaduk-aduk lauk pauk dengan sendok/sumpit,
* Menyelesaikan makan terlalu cepat atau terlalu lambat,
* Minum minuman menghadap ke orang tua (Ini sangat tidak sopan, seseorang harus memutar posisi ke arah lain/sebelahnya)
* Menerima minuman dari orang tua dan dihormati dengan kedua tangan,
seharusnya tangan kiri diletakkan ke dada dan tangan kanan memegang
tempat minum/cawan saat minuman dituangkan.
* Dalam situasi informal, peraturan-peraturan ini kurang begitu penting.
Dalam acara makan keluarga, anak-anak diajari oleh orang tua tentang
cara dan etiket makan tradisional.
* Berbicara saat mengunyah makanan tidak apa-apa, selama mulut tidak
dibuka. Adalah tidak sopan saat makan berbicara dengan mulut terbuka.
Namun, jika berbicara saat makan, orang Korea terbiasa menjawab dengan
hanya mengangguk-anggukkan kepala atau menyebut “mm” sebagai kata “ya”
dan tidak membuka mulut. Menyantap/menyeruput sup dengan suara berdesis
sangat dianjurkan. Orang korea akan memberi komentar terhadap tamu yang
sangat diam saat makan (jika ia tidak bicara), supaya ia tidak terus
berpacu menyantap makanan jika ia berhenti makan untuk berbicara.
Peraturan lain yang harus diingat adalah orang-orang tua atau yang
dihormati tidak perlu harus mengikuti tata-cara itu, namun orang lain
diharuskan. Ini dikarenakan hal terpenting dalam makan adalah
menunjukkan rasa hormat dan sopan kepada yang berada diatas kita. Hal
ini tidak berlaku saat makan sendirian atau dengan teman-teman.
Dalam makan malam tidak diharuskan menghabiskan semua porsi lauk pauk
yang disediakan, namun nasi individual harus dihabiskan. Menyantap
makanan terlalu cepat akan membuat tuan rumah berpikir bahwa makanan
yang disediakan tidak cukup. Selain itu menyisakan lauk dalam jumlah
banyak adalah tidak sopan karena dianggap membuang-buang makanan.
Pada saat di restoran, seorang Korea cenderung membayar semua makanan
semua orang dalam suatu kelompok. Biasanya yang dibayari akan membayar
saat makan selanjutnya. Banchan yang bermacam-macam biasa dipesan dan
disajikan dalam porsi kecil dan akan dipenuhkan lagi jika sudah habis.
Tidak apa-apa untuk meminta tambahan lauk.
3. Jenis Makanan Korea
Kimchi
Sebagian besar makanan Korea terdiri atas sajian yang sederhana
seperti makanan yang disimpan dalam waktu lama, serta dikenal berasa
kuat dan pedas. Banyak sajian banchan dibuat dari fermentasi,
menghasilkan rasa pedas, kuat dan asin.
Setiap daerah memiliki kekhususan makanannya dan diasosiasikan dengan
hidangan tertentu. Contoh Bibimbap yang berasal dari Jeonju, naengmyeon
dari Pyongyang.
I. Berikut adalah variasi masakan Korea, terutama di Korea bagian selatan.
1. Gyeonggi
Propinsi Gyeonggi memiliki hidangan masakan yang mewah dan disajikan
secara khusus agar terlihat cantik. Hal itu dikarenakan daerah ini sejak
lama merupakan tempat tinggal keluarga kerajaan dan bangsawan, sehingga
ikut mempengaruhi jenis dan cara penyajian masakannya.Contoh masakan
khas Gyeonggi adalah galbi, daging panggang yang berasal dari kota
Suwon.
2. Gangwon
Gangwon merupakan daerah yang bergunung-gunung dan berbatasan dengan
Laut Timur.[1] Kondisi ini ikut mempengaruhi masakannya.[1] Masakan
Gangwon menggunakan bahan-bahan dari pegunungan seperti kentang, gandum
buckwheat dan jagung serta makanan laut yang segar.[1] Contoh masakan
terkenal dari Gangwon adalah Chodang Dubu atau Tahu dari Chodang.[1]
Tahu Chodang adalah tahu sutera yang diproses dengan menggunakan air
laut.[1]
3. Chungcheong
Masakan dari propinsi Chungcheong memiliki ciri khas yang sederhana
dan bersih.[1] Warga di daerah ini menggunakan paling sedikit bumbu
dibanding warga di daerah lain di Korea.[1] Daerah bagian utara
Chungcheong yang sebagian besar terletak di wilayah pegunungan, kaya
akan hasil ginseng, bawang putih dan jujube.[1] Bagian selatan yang
berbatasan dengan perairan laut, menggunakan bahan makanan laut segar
untuk masakannya.[1] Hasil laut yang terkenal adalah kepiting biru dan
udang.[1]
Contoh masakan khas Chungcheong adalah sundae, jenis sosis darah yang
berasal dari kota kota Cheonan.[1] Sosis ini merupakan makanan baru
yang dibuat pada masa Perang Korea (1950-1953), saat pabrik ham Amerika
didirikan di kota tersebut.[1] Sejak itu makanan tersebut dinamakan
Cheonan Byeongcheon sundae atau sundae dari Byeongcheon, Cheonan.[1]
4. Jeolla
Propinsi Jeolla merupakan daerah penghasil bahan pangan yang paling
beragam di Korea dikarenakan tanahnya yang subur.[1] Hasil laut dan
pertanian yang melimpah menyebabkan masakan dari daerah ini sangat
banyak variasinya.[1] Contoh masakan yang terkenal dari Jeolla adalah
bibimbap, nasi campur khas kota Jeonju.[1]
5. Gyeongsang
Masakan propinsi Gyeongsang di bagian tenggara Korea dipengaruhi oleh
hasil pertanian dan tangkapan laut yang melimpah.[1] Ciri khas masakan
daerah ini adalah sebagian besar memiliki rasa yang lebih asin dan pedas
dibandingkan masakan dari daerah lain.[1] Masakan yang terkenal dari
Gyeongsang adalah kepiting salju dari Yeongdeok yang berukuran besar.[1]
6. Jeju
Rakyat pulau Jeju banyak bekerja sebagai nelayan, sehingga masakan
pulau ini sebagian besar dihasilkan dari tangkapan laut yang segar.[1]
Jenis masakan Jeju yang populer di seluruh Korea adalah obunjagi
ttukbaegi, masakan sup obunjagi, sejenis abalon.[1] Jeju merupakan
penghasil obunjagi terbesar di Korea.[1]
II. Masakan daging
-GALBI:
- Bulgogi:
Di restoran-restoran tradisional, daging dipanggang di tengah-tengah
meja menggunakan arang, dikelilingi dengan variasi banchan. Daging
dipotong kecil-kecil dan dibungkus dengan daun sayuran bersama nasi,
potongan bawang putih, dan ssamjang (campuran gochujang dan doenjang).
* Bulgogi (불고기): potongan daging sapi yang dipanggang dengan kecap,
minyak wijen, bawang putih, bawang bombai dan lada hitam. Bulgogi
berarti “daging api”. Variasinya: daging babi (dwaeji-bulgogi), ayam
(dak-bulgogi), dan sotong (ojingeo-bulgogi).
* Galbi (갈비): daging iga babi atau sapi yang dipanggang dengan arang
dan dibumbui. Potongannya lebih tipis dari bulgogi dan disebut sebagai
barbecue Korea. Variasi: dari ayam disebut dakgalbi, jokbal atau kaki
babi yang disajikan dengan saus kerang asin.
* Samgyeopsal (삼겹살): daging perut babi yang dipanggang tanpa/dengan bumbu seperti cara memanggang galbi.
* Hoe (IPA: [hö] 회): makanan laut mentah yang dicelupkan dengan saus
cabai (gochujang) atau dengan kecap asin ditambah wasabi, lalu dimakan
dengan daun selada.
* Sannakji atau gurita hidup. Sannakji yang dimakan mentah biasanya masih hidup di atas meja.
* Makchang (막창): jeroan babi panggang yang disajikan seperti
samgyeopsal dan galbi. Makanan jenis ini khas Daegu dan propinsi
Gyeongsang.
* Gobchang (곱창): sama dengan makchang, namun dengan jeroan babi atau sapi muda.
III. Makanan kerajaan
* Gujeolpan (구절판): berarti “piring yang terbagi sembilan”, makanan
ini terdiri atas beberapa jenis sayuran dan daging yang disajikan dalam
lapisan pancake. Gujeolpan biasa disajikan saat perayaan atau acara
tertentu seperti pernikahan.
* Sinseollo (신선로): lasagna sayuran dan daging gaya Korea.
IV. Sup dan makanan berkuah
Sundubu JJigae
* Budae jjigae (부대찌개, “sup militer”): sehabis perang Korea, daging
sangat langka, jadi orang-orang memanfaatkan kelebihan makanan dari
basis militer tentara AS, seperti hot-dog dan ham kaleng dan memasaknya
dalam sup tradisional. Budae jjigae sangat terkenal di Korea Selatan dan
sering dimasak bersama ramyon (mi instan).
* Doenjang jjigae (된장찌개): sup pasta kacang kedelai, disajikan sebagai
hidangan utama atau disajikan bersama hidangan daging. Isinya
bervariasi dari sayuran, tahu, kerang, udang, ikan dan sebagainya.
* Cheonggukjang jjigae (청국장찌개): sup yang dibuat dari pasta kacang kedelai fermentasi yang berbau menusuk.
* Gamjatang (감자탕, “sup kentang”): sup pedas tulang babi, dengan sayuran dan kentang.
* Haejangguk (해장국): sup tulang babi dengan sayuran, kol kering, dan
puding darah sapi. Cerita menyebutkan bahwa makanan ini ditemukan oleh
sebuah restoran di Jongno (Seoul) setelah berakhirnya Perang Dunia II.
* Janchi guksu (잔치국수): mie yang disajikan dengan rumput laut, kimchi, telur dan sayuran.
* Jeongol (전골) : sup tradisional yang pedas, isinya terdiri dari makanan laut dan sayuran.
Samgyetang, sup ayam ginseng.
* Kimchi jjigae (김치찌개): Sup yang terdiri dari isi kimchi, daging
babi/sapi. Sering dijadikan sebagai santap siang atau sebagai hidangan
sampingan makanan daging-dagingan. Disajikan dalam panci batu dan masih
mendidih saat tiba di meja.
* Maeuntang (매운탕): sup ikan pedas.
* Samgyetang (삼계탕): sup yang terbuat dari daging ayam utuh yang diisi
ginseng, hedysarum, nasi manis, jojoba, bawang putih dan kacang
berangan. Samgyetang populer dikonsumsi sebagai sumber nutrisi pada
musim panas, dimana warga Korea kehilangan banyak energi karena cuaca
panas.
* Seolleongtang (설렁탕): sup kaki sapi yang dimasak sampai 10 jam lebih
sampai berwarna putih susu. Biasa disajikan dalam semangkuk mie dan
potongan daging sapi.
* Sundubu jjigae (순두부 찌개): sup tahu (dubu) pedas.
V. Nasi campur
* Bibimbap (비빔밥, “nasi campur”): makanan khas kota Jeonju, yaitu nasi
yang dicampur berbagai macam sayuran, daging sapi, telur, dan
gochujang. Variasi: dolsot bibimbap (돌솥 비빔밥), bibimbap yang disajikan
dengan panci batu panas. Yukhoe bibimbap adalah bibimbap dengan daging
sapi cincang mentah (yukhoe), ditambah telur mentah di atasnya. Bibimbap
dimakan setelah nasi dan lauk diaduk dengan sendok hingga tercampur.
* Hoedeopbap (회덮밥): potongan ikan mentah yang dicampur dengan sayuran, nasi dan gochujang.
VI. Banchan (lauk pauk)
* Kimchi: sayuran (biasanya dari kubis, sawi, lobak putih, atau
ketimun) yang difermentasikan dengan bahan rempah seperti jahe, bawang
putih, bawang bombai dan bubuk cabai. Terdapat banyak variasi
berdasarkan cara membuat di masing-masing rumah tangga.
* Kongnamul (콩나물): Kecambah yang dikonsumsi dengan banchan yang
direbus atau dibumbui. Variasinya: kongnamul-bap (kecambah dengan nasi),
kongnamul-guk (sup kecambah),dan kongnamul-gukbap (nasi dengan sup
kecambah).
VII. Mie
Mul Naengmyeon dengan mandu
* Naengmyeon (냉면; Korea Utara: 랭면, Raengmyŏn; “mie dingin”): mie khas
Pyeongyang yang biasa dikonsumsi pada musim panas. Terdapat banyak
jenisnya, umumnya mie tipis yang terbuat dari tepung buckwheat (jenis
gandum), dihidangkan dengan kuah tulang sapi, ditambah macam-macam
bumbu, sayuran, telur rebus dan daging sapi. Naengmyeon jenis ini
disebut juga mul naengmyeon (naengmyeon air) untuk membedakannya dengan
Bibim Naengmyeon, yang tidak berkuah, namun dicampur dengan gochujang
yang pedas lalu dililit seperti sate. Variasi lainnya adalah mulhoe
naengmyeon atau naengmyeon dengan makanan laut.
* Japchae (잡채): tumisan dangmyeon. Dangmyeon (bihun) terbuat dari
tepung kentang, lalu dimasak dengan sayuran, daging sapi dan bumbu
rempah-rempah, kadang-kadang juga divariasikan dengan tambahan makanan
laut contohnya haemul japchae (japchae gurita).
* Jajangmyeon (자장면): mie saus kacang kedelai hitam yang sangat
digemari di Korea. Asalnya adalah mie khas Beijing (RRT) yang
diadaptasikan dengan cita rasa Korea.
* Kalguksu (칼국수): mie tipis dengan kuah ikan tuna dan sayuran.
* Ramyeon (라면): mie ramen khas Korea, namun agak berbeda dengan ramen
dari Jepang. Ramyeon Korea dapat pula berarti mie instan yang dijual
kemasan. Ramyeon dimasak dengan kuah yang sangat pedas dan biasanya
ditambah sayuran, daging atau kimchi.
4. Makanan ringan
Di Korea, makanan ringan dijual di gerobak-gerobak pinggir jalan di
siang dan malam hari. Pada malam hari pedagang makanan mendirikan
tenda-tenda kecil yang menjual makanan ringan, minuman dan arak (soju).
Jenis-jenis makanan ringan yang biasa dijual adalah patbingsu, es krim
di saat musim panas, gimbap, tteokbokki, hotteok, eomuk, bungeoppang,
dan sebagainya.
4. 1. Gimbap
Nasi gulung Gimbap
Bindaeddeok
* Gimbap (nasi rumput laut, 김밥) sangat mudah dibuat. Terbuat dari
nasi yang dibalut rumput laut kering (Kim), isinya bervariasi dari
sayur-sayuran, telur goreng, ikan, daging, sosis, dan biji-bijian.
Variasi isi gimbap lainnya: tuna, keju, bulgogi dan sebagainya.
4. 2. Buchimgae/Jeon
Buchimgae atau Jeon adalah jenis kudapan yang dibuat dari kimchi atau
makanan laut yang dicampur dengan adonan tepung dan digoreng menjadi
seperti pancake. Variasi:
*
o Pajeon (파전): pancake yang terbuat dari campuran telur, tepung, bawang bombai, dan kerang.
o Bindaetteok (빈대떡): pancake yang terbuat dari campuran kacang hijau, bawang bombai, dan kimchi.
4. 3. Bungeo-ppang/Gukwa-Ppang/Gyeran-ppang
* Bungeoppang (붕어빵; “roti ikan mas”) adalah jenis kue panggang yang
diisi dengan pasta kacang merah dengan cetakan berbentuk ikan.
* Gukwa-ppang (국화빵) hampir sejenis dengan bungeoppang, namun berbentuk bunga.
* Gyeran-ppang (계란빵) kue panggang yang berbentuk persegi/lingkaran. Jenis-jenis ppang ini biasa dijual di pedagang kaki lima.
5. Makanan ringan lainnya
* Ddeokbokki (떡볶이): kue beras yang direbus dengan saus pedas gochujang.
* Soondae (순대): sosis khas Korea yang terbuat dari campuran nasi,
darah sapi/babi, mie kentang, kecambah, bawang bombai, bawang putih.
* Ho-tteok (호떡) : sejenis pancake, namun diisi dengan bahan sirup
seperti gula merah, madu, kacang parut dan kayu manis. Hotteok biasa
dijual pada saat musim dingin untuk menghangatkan tubuh.
Bossam
6. Anju (makanan sampingan dan minuman keras)
* Anju (안주) adalah istilah umum untuk makanan sampingan yang
dikonsumsi bersama minuman beralkohol (soju). Biasanya disajikan di
bar-bar, noraebang dan restoran-restoran yang menyajikan minuman keras.
Cumi rebus dengan saus gochujang, dubu kimchi, odeng/ohmuk, gimbap,
samgagimbap (onigiri khas Korea), sora, dan nakji (gurita kecil) adalah
beberapa contoh makanan yang dihidangkan sebagai anju. Jenis anju
lainnya adalah soondae, samgyeopsal, dan dwejigalbi. Sebagian besar
makanan Korea disajikan sebagai anju, namun berbeda dengan banchan.
7. Dessert
Tteok
Hahngwa
* Tteok (떡): kue yang terbuat dari tepung beras (메떡, metteok), nasi
ketan yang ditumbuk (찰떡, chaltteok), atau nasi ketan tanpa ditumbuk (약식,
yaksik). Tteok dapat disajikan dingin, diisi atau dilapisi dengan pasta
kacang hijau manis, pasta kacang merah, kismis, biji wijen, kacang
merah yang dihaluskan, labu, kacang atau madu.
* Songpyeon (송편): kue beras lembut yang disajikan pada hari raya
Chuseok (Festival Panen). Seongpyeon dapat berisi madu, manisan atau
kacang merah.
* Yaksik (약식) kue yang dibuat dari beras manis, kacang chestnut, kacang cemara, dan jujube.
* Chapssaltteok (찹쌀떡): sama dengan mochi, yaitu variasi tteok yang diisi dengan pasta kacang manis.
* Hahngwa (한과): paket kue tradisional yang berisi kue-kue, tepung
biji-bijian, madu, yeot, buah-buahan atau akar-akaran yang dapat
dimakan.
* Yugwa (유과): kue beras yang digoreng.
* Maejakgwa (매작과): kue berbentuk cincin yang terbuat dari campuran
tepung, minyak sayur, kayu manis, jahe, jocheong dan kacang cemara.
Variasi lainnya:
* Suksilgwa (숙실과)
* Gwapyeon (과편)
* Dasik (다식)
* Jeonggwa (정과)
* Yeot gangjeong (엿강정)
* Yeot (엿): permen khas yang dibuat dalam bentuk cairan atau padat,
terbuat dari nasi, kaoliang, jagung, kentang manis atau campuran
biji-bijian, lalu difermentasikan dan direbus di panci besar dalam waktu
lama.
8. Masakan bunga
Sejarahnya, orang Korea pada masa kuno memanfaatkan bunga-bunga
sebagai makanan dikarenakan pada saat bencana kelaparan melanda, hanya
sedikit yang bisa dimakan.[2] Contohnya, sebelum sayuran kubis dipanen
dari ladang, putik dan benang sarinya terlebih dulu muncul, dan para
petani akan mengambil kubis tersebut dan merebusnya bersamaan dengan
kelopak bunganya, lalu mengkonsumsinya sebagai lauk pauk.[2]
Jenis bunga yang paling banyak dimanfaatkan sebagai masakan adalah
serbuk sari pohon tusam (pollen).[2] Di awal musim semi, tunas
kelopaknya muncul dan pada saat cuaca menjadi lebih panas, pollen mulai
mekar penuh.[2] Pollen mengandung protein yang baik untuk kesehatan.[2]
Rakyat Korea mengumpulkan pollen ini dengan seksama dan
mengeringkannya.[2] Pada saat ada festival-festival besar sepanjang
tahun, pollen kering dicampur dengan madu dan dimakan sebagai kue yang
dinamakan songhwa dasik.[2]
Jenis bunga lain yang banyak dipakai untuk membuat panekuk jeon
adalah bunga lonceng lebar atau doraji, bunga akasia, bunga ginseng,
bunga mawar liar, bunga labu, bunga rape dan sebagainya.[2] Selain jeon,
bunga-bunga ini juga dibuat menjadi salad dan berbagai jenis masakan
lain.[2] Dalam kuliner istana, kelopak bunga day lily yang mekar di awal
musim semi dianggap sebagai makanan yang mewah dan diperuntukkan untuk
raja.[2]
9. Minuman
9. 1. Minuman non-alkohol
Terdapat bermacam-macam jenis minuman berdasarkan daerahnya. Sebagian
besar bahan teh Korea bukanlah dari daun tanaman teh, melainkan
bahan-bahan alami lain seperti beras, rempah-rempah, gandum, atau
buah-buahan. Penghasil teh hijau terbesar di Korea adalah kota Boseong.
Sikhye
* Insam cha (인삼차) – teh ginseng
* Saenggang cha (생강차) – teh akar jahe
* Sujeonggwa (수정과) – sari buah kesemek
* Sikhye (식혜) – sari nasi manis
* Yujacha (유자차) – teh buah yuzu
* Bori cha (보리차) – teh dari barley (jenis gandum) yang dipanggang
* Oksusu cha (옥수수차) – teh dari jagung yang dipanggang
* Hyeonmi cha (현미차) – teh dari beras yang dipanggang
* Sungnyung (숭늉) – sari beras/nasi yang dihanguskan
9. 2. Minuman berakohol
Makgeolli, jenis takju
Minuman keras khas Korea (arak; ju/sul) yang paling umum adalah soju
(소주). Terdapat lebih dari 100 jenis minuman berakohol seperti produk bir
atau arak yang dikonsumsi warga Korea. Jenis-jenisnya: Bir:
* Cass, Hite, Hite Prime, Hite Prime Max, Cafri, OB lager beer dan
sebagainya, serta Taedonggang (대동강) yang merupakan bir produksi Korea
Utara.
Jenis-jenis arak:
* Soju adalah arak yang dibuat dari beras/gandum atau kentang yang
difermentasikan dengan kadar alkohol 22% ABV. Sebagian besar warga Korea
sangat gemar minum soju.
* Yakju adalah jenis lain yang dibuat dari beras fermentasi, jenis yang paling terkenal adalah cheongju.
* Takju adalah jenis arak kental, jenis yang paing terkenal ialah makgeolli (막걸리), arak putih susu yang terbuat dari beras.
Anggur Korea terbuat dari sari-sari buah dan tanaman herbal seperti
dari akasia, ginseng, plum maesil, mogwa, cherry, buah cemara, dan buah
delima. Anggur Majuang adalah minuman yang terbuat dari campuran buah
anggur Korea dengan buah anggur Perancis atau Amerika.
10. Inovasi kontemporer
Makanan fusion semakin populer di Korea. Terdapat banyak restoran
Cina, India, Italia, Jepang, Amerika, Perancis dan lain-lain di Korea
Selatan. Selain itu, para imigran dari Asia Tenggara, Mongolia dan Asia
Selatan yang banyak bekerja sebagai tenaga kerja asing, ikut pula
memberi warna pada keragaman jenis kuliner di Korea Selatan. Pada
restoran Pizza Hut contohnya kita dapat juga memesan kue tradisional
Korea seperti Tteok.
Restoran vegetarian, seiring dengan menurunnya pengaruh Buddhisme,
menjadi lebih sedikit diminati, namun masih bisa ditemukan di setiap
daerah.
11. Restoran Korea di luar negeri
Restoran Korea dapat dengan mudah dijumpai di daerah dengan populasi
warga Korea yang signifikan. Komunitas ini biasanya disebut koreatown
(kota Korea). Di Indonesia, restoran-restoran Korea dapat ditemukan di
permukiman warga Korea di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan atau di Lippo
Village, Tangerang.
Restoran yang dikelola oleh pemerintah Korea Utara juga dapat ditemukan di RRT, Mongolia, Kamboja, Thailand, dan Vietnam.
12. Konsumsi daging anjing
Hidangan daging anjing di Korea Selatan
Konsumsi daging anjing adalah bagian dari kuliner dan pengobatan
tradisional Korea. Masakan daging anjing yang biasa dikonsumsi adalah
bosintang (sup daging anjing) dan pada obat-obatan tradisional gaeju
(개주) atau gaesoju (개소주). Daging anjing dipercaya dapat meningkatkan
energi yang hilang akibat cuaca panas dan stamina seksual. Sejarahnya,
dahulu daging anjing juga dikonsumsi karena kemiskinan. Setidaknya
sekitar 2 juta ekor anjing disembelih per tahun di Korea Selatan, atau
dengan perkiraan 1,4 kg per orang.
Konsumsi daging anjing di Korea Selatan menjadi kontroversial sejak
penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas 1988 dan Piala Dunia 2002.
Pemerintah Korea Selatan melarang penjualan daging anjing sebelum
berlangsungnya Olimpiade 1988 akibat tekanan aktivis hewan dan dunia
internasional. Namun peraturan itu tidak secara kuat ditekankan. Petisi
online pemrotes konsumsi dan penyiksaan anjing telah mengumpulkan ribuan
tanda tangan di Korea Selatan.
http://jaswanhanhieff.wordpress..com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar